Jamur tiram
termasuk salah satu jenis jamur kayu yang paling digemari dan paling mudah
dibudidayakan. Jamur tiram atau biasa disebut juga oyster mushroom memiliki
bentuk tudung menyerupai cangkang kerang atau tiram, dengan bagian tepi bergelombang.
Warna tudung bermacam-macam antara lain putih, putih kekuningan, ungu
kemerahan, dll. tergantung jenisnya. Beberapa jenis jamur tiram yang biasa
dibudidayakan disajikan pada Tabel 4
Tabel 4.
Jenis-Jenis Jamur Tiram Yang Dapat Dibudidayakan
No
|
Jenis Jamur
|
Nama Perdagangan
|
Warna
|
1.
|
Pleurotus
floridae
|
White oyster
|
Putih bersih
|
2.
|
P. ostreatus
|
Tree oyster, hiratake,
straw mushroom
|
Putih, putih kekuningan
|
3.
|
P. cystidious
|
Abalone, maple oyster Pu
|
Putih, kemerahan
|
4.
|
P.
citrinopileatus
|
Golden oyster Kuning
|
Kuning keemasaan
|
5.
|
P. djamor
|
Pink oyster, takira
hiratake, flamingo
mushroom
|
Ungu kemerahan
|
6.
|
P. eryngii
|
King oyster
|
Kebiruan
|
7.
|
P. euosmus
|
Terragon oyster Kecoklatan
|
Kecoklatan
|
8.
|
P.
flabellatus
|
Red oyster
|
Merah jambu
|
9.
|
P.
pulmonarius
|
Indian oyster, phoenix mushroom
|
Putih keabu-abuan
|
10.
|
P.
safor-caju
|
Jamur tiram
|
Kelabu
|
a)
Persiapan bibit
Untuk mendapatkan hasil panen yang
baik, diperlukan bibit jamur tiram yang bermutu baik. Bibit dapat diperoleh
dengan 2 cara yaitu membiakkan sendiri bibit murni sehingga diperoleh bibit F1,
atau dengan membeli bibit F2, F3 atau F4 dari pembudidaya atau instansi
penyedia bibit.
b)
Tahap budidaya
Budidaya jamur tiram dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu: apabila menggunakan bibit F4, maka budidaya jamur tiram
dapat langsung ke tahap budidaya di rumah kumbung, dengan pemeliharaan yang
tepat hingga waktunya panen. Apabila menggunakan bibit F3, maka perlu dilakukan
tahapan budidaya jamur tiram sebagai berikut :
1)
Penyiapkan media tanam
Media tanam yang digunakan merupakan
campuran dari serbuk gergaji kayu (90%), bekatul (9%), kapur CaCO3 (1%), dan air
secukupnya hingga kadar airnya mencapai 50-70 %.
2)
Fermentasi
Fermentasi media tanam dilakukan
dengan tujuan: Mempercepat proses pelapukan Mematikan jamur liar atau bakteri
yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Fermentasi dilakukan sebelum
media digunakan untuk menanam jamur, yaitu dengan cara didiamkan selama 5–10
hari, agar terjadi proses pelapukan/pengomposan pada media tanam. Selama proses
fermentasi, suhu media akan meningkat hingga 70°C, sehingga perlu dilakukan
pembalikan media setiap hari agar proses pelapukan bisa merata di semua bagian
media. Media yang siap digunakan ditandai dengan berubahnya warna media menjadi
coklat atau kehitaman.
3) Sterilisasi
Media tanam
yang telah difermentasikan, kemudian dimasukkan ke dalam plastik polipropilen
dan dipadatkan hingga berbentuk seperti botol (baglog). Bagian atas plastik
(leher plastik) dipasang ring, disumbat dengan kapas, dan dipasang penutup
baglog agar air tidak masuk ke dalam kantong pada saat proses pengukusan.
Proses sterilisasi dilakukan dengan memanfaatkan panas uap air pada suhu
95–110°C selama 12 jam yang dialirkan ke dalam wadah pengukus berisi baglog.
Pada saat suhu pengukusan mencapai suhu 100°C, dipertahankan selama ± 6 jam.
Selanjutnya dipertahankan suhunya selama ± 6 jam. Kemudian di keesokan harinya
di buka sehingga suhu media tanam dalam baglog kembali normal.
4)
Inokulasi
Baglog yang
telah disterilisasi kemudian dipindahkan ke ruang inokulasi dan didiamkan
selama 24 jam agar suhunya kembali normal. Untuk meminimalisir terkontaminasinya
baglog oleh spora patogen atau bakteri, maka ruang inokulasi harus dalam
keadaan steril dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Setelah suhunya normal,
baglog siap diisi dengan bibit, yaitu: Semprotkan alkohol ke botol bibit F3,
panaskan mulut botol hingga sebagian kapas yang menutupinya terbakar. Kemudian
matikan api yang membakar kapas tersebut. Buka kapas penyumbat, aduk-aduk
menggunakan kawat yang telah disterilkan di atas api.Ambil ± 10 g bibit dari
botol, masukkan ke baglog hingga leher baglog penuh, lalu tutup kembali dengan
kapas.
5)
Inkubasi/pemeraman
Untuk
menunjang pertumbuhan misellium, jamur tiram diinkubasi dalam ruang inkubasi
yang memiliki suhu 24–29°C, kelembaban 90–100 %, cahaya 500–1.000 lux, dan
sirkulasi udara 1–2 jam, selama ± 15–30 hari. Setelah baglog dipenuhi misellium
jamur, baglog dipindahkan ke rumah kumbung/dikirimkan ke warga untuk
dibudidayakan hingga proses pemanenan. Apabila dalam waktu 1 bulan dari masa
inkubasi baglog belum ditumbuhi misellium, berarti proses inokulasinya
dikatakan gagal/tidak berhasil.
6)
Budidaya di rumah kumbung
Baglog yang
telah dipenuhi misellium (bibit F4), dilubangi ujungnya menggunakan
silet/cutter yang telah disterilkan. Lubang tersebut dimaksudkan sebagai tempat
pertumbuhan tubuh buah jamur tiram. Agar tubuh buah jamur tiram dapat tumbuh
optimal, perlu memperhatikan beberapa parameter dalam rumah kumbung sebagaimana
disajikan dalam Tabel 5 berikut :
Tabel 5.Parameter
yang Perlu DiperhatikanDalam Budidaya Jamur Tiram
No
|
Parameter
|
Pembentukan Primordia
|
Pembentukan Tubuh Buah
|
1.
|
Temperatur
(oC)
|
21-27
|
21-28
|
2.
|
Kelembaban
(%)
|
90-100
|
90-95
|
3.
|
Waktu
tumbuh (hari)
|
3-5
|
3-5
|
4.
|
Cahaya
(lux)
|
500-1000
|
500-1000
|
5.
|
Sirkulasi
udara (jam)
|
4-8
|
-
|
Umumnya tubuh buah jamur akan
terbentuk 1-2 bulan dari penempatan baglog di rumah kumbung.