Saturday, 9 May 2015


 Persyaratan Lokasi 




Dalam menentukan lokasi untuk pembibitan dan budidaya jamur kayu, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1.      Lokasi yang dipilih harus sesuai dengan syarat tumbuh misellium jamur dan jenis jamur yang akan dibudidayakan, misalnya dataran tinggi dengan suhu 20-24°C cocok untuk budidaya jamur shitake.
2.      Untuk mengurangi resiko terkontaminasi, pilih lokasi yang jauh dari pabrik, pembuangan limbah berbahaya ataupun tempat pembuangan sampah.
3.      Dekat dengan sumber bahan baku yang diperlukan, misalnya media tanam, sumber bibit, dll., serta mudah dijangkau sehingga dapat mengurangi biaya transportasi.
4.      Dekat dengan sumber air bersih.


Khusus untuk skala industri, dipilih lokasi dekat dengan tenaga kerja dan sumber listrik untuk menggerakkan mesin-mesin.
Morfologi Jamur 





Jamur merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil (tidak memiliki zat hijau daun), sehingga dalam memenuhi kebutuhan pangannya sangat bergantung dari luar, baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit. Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati, antara lain : sampah, tumbuhan atau kotoran hewan. Sebagai parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain untuk mengambil pangan dari organisme inangnya sehingga bersifat parasit atau merugikan.


Bentuk jamur bervariasi, mulai dari bersel tunggal (ragi tape), bentuk serat atau miselia (jamur oncom/tempe), bentuk tubuh buah (jamur merang, shitake, lingzhi atau champignon), bentuk bilah, bunga karang, payung (jamur tiram) dan bentuk bergelambir tidak beraturan (jamur kuping).






Terdapat lebih dari 7000 jenis jamur, baik jamur yang bermanfaat sebagai sumber nutrisi dan obat, maupun yang berbahaya atau beracun. Jamur yang sudah dapat dibudidayakan secara komersial ada 35 jenis, 8 jenis diantaranya dibudidayakan dalam skala industri.
Jamur Tiram (Pleurotus sp)




Jamur tiram termasuk salah satu jenis jamur kayu yang paling digemari dan paling mudah dibudidayakan. Jamur tiram atau biasa disebut juga oyster mushroom memiliki bentuk tudung menyerupai cangkang kerang atau tiram, dengan bagian tepi bergelombang. Warna tudung bermacam-macam antara lain putih, putih kekuningan, ungu kemerahan, dll. tergantung jenisnya. Beberapa jenis jamur tiram yang biasa dibudidayakan disajikan pada Tabel 4
Tabel 4. Jenis-Jenis Jamur Tiram Yang Dapat Dibudidayakan
No
Jenis Jamur
Nama Perdagangan
Warna
1.
Pleurotus floridae
White oyster
Putih bersih
2.
P. ostreatus
Tree oyster, hiratake,
straw mushroom

Putih, putih kekuningan
3.
P. cystidious
Abalone, maple oyster Pu
Putih, kemerahan
4.
P. citrinopileatus
Golden oyster Kuning
Kuning keemasaan
5.
P. djamor
Pink oyster, takira
hiratake, flamingo
mushroom

Ungu kemerahan
6.
P. eryngii
King oyster
Kebiruan
7.
P. euosmus
Terragon oyster Kecoklatan
Kecoklatan
8.
P. flabellatus
Red oyster
Merah jambu
9.
P. pulmonarius
Indian oyster, phoenix mushroom
Putih keabu-abuan
10.
P. safor-caju
Jamur tiram
Kelabu





a)      Persiapan bibit
Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, diperlukan bibit jamur tiram yang bermutu baik. Bibit dapat diperoleh dengan 2 cara yaitu membiakkan sendiri bibit murni sehingga diperoleh bibit F1, atau dengan membeli bibit F2, F3 atau F4 dari pembudidaya atau instansi penyedia bibit.
b)      Tahap budidaya
Budidaya jamur tiram dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: apabila menggunakan bibit F4, maka budidaya jamur tiram dapat langsung ke tahap budidaya di rumah kumbung, dengan pemeliharaan yang tepat hingga waktunya panen. Apabila menggunakan bibit F3, maka perlu dilakukan tahapan budidaya jamur tiram sebagai berikut :
1)      Penyiapkan media tanam
Media tanam yang digunakan merupakan campuran dari serbuk gergaji kayu (90%), bekatul (9%), kapur CaCO3 (1%), dan air secukupnya hingga kadar airnya mencapai 50-70 %.
2)      Fermentasi
Fermentasi media tanam dilakukan dengan tujuan: Mempercepat proses pelapukan Mematikan jamur liar atau bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Fermentasi dilakukan sebelum media digunakan untuk menanam jamur, yaitu dengan cara didiamkan selama 5–10 hari, agar terjadi proses pelapukan/pengomposan pada media tanam. Selama proses fermentasi, suhu media akan meningkat hingga 70°C, sehingga perlu dilakukan pembalikan media setiap hari agar proses pelapukan bisa merata di semua bagian media. Media yang siap digunakan ditandai dengan berubahnya warna media menjadi coklat atau kehitaman.
3)      Sterilisasi
Media tanam yang telah difermentasikan, kemudian dimasukkan ke dalam plastik polipropilen dan dipadatkan hingga berbentuk seperti botol (baglog). Bagian atas plastik (leher plastik) dipasang ring, disumbat dengan kapas, dan dipasang penutup baglog agar air tidak masuk ke dalam kantong pada saat proses pengukusan. Proses sterilisasi dilakukan dengan memanfaatkan panas uap air pada suhu 95–110°C selama 12 jam yang dialirkan ke dalam wadah pengukus berisi baglog. Pada saat suhu pengukusan mencapai suhu 100°C, dipertahankan selama ± 6 jam. Selanjutnya dipertahankan suhunya selama ± 6 jam. Kemudian di keesokan harinya di buka sehingga suhu media tanam dalam baglog kembali normal.
4)      Inokulasi
Baglog yang telah disterilisasi kemudian dipindahkan ke ruang inokulasi dan didiamkan selama 24 jam agar suhunya kembali normal. Untuk meminimalisir terkontaminasinya baglog oleh spora patogen atau bakteri, maka ruang inokulasi harus dalam keadaan steril dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Setelah suhunya normal, baglog siap diisi dengan bibit, yaitu: Semprotkan alkohol ke botol bibit F3, panaskan mulut botol hingga sebagian kapas yang menutupinya terbakar. Kemudian matikan api yang membakar kapas tersebut. Buka kapas penyumbat, aduk-aduk menggunakan kawat yang telah disterilkan di atas api.Ambil ± 10 g bibit dari botol, masukkan ke baglog hingga leher baglog penuh, lalu tutup kembali dengan kapas.
5)      Inkubasi/pemeraman
Untuk menunjang pertumbuhan misellium, jamur tiram diinkubasi dalam ruang inkubasi yang memiliki suhu 24–29°C, kelembaban 90–100 %, cahaya 500–1.000 lux, dan sirkulasi udara 1–2 jam, selama ± 15–30 hari. Setelah baglog dipenuhi misellium jamur, baglog dipindahkan ke rumah kumbung/dikirimkan ke warga untuk dibudidayakan hingga proses pemanenan. Apabila dalam waktu 1 bulan dari masa inkubasi baglog belum ditumbuhi misellium, berarti proses inokulasinya dikatakan gagal/tidak berhasil.
6)      Budidaya di rumah kumbung
Baglog yang telah dipenuhi misellium (bibit F4), dilubangi ujungnya menggunakan silet/cutter yang telah disterilkan. Lubang tersebut dimaksudkan sebagai tempat pertumbuhan tubuh buah jamur tiram. Agar tubuh buah jamur tiram dapat tumbuh optimal, perlu memperhatikan beberapa parameter dalam rumah kumbung sebagaimana disajikan dalam Tabel 5 berikut :
Tabel 5.Parameter yang Perlu DiperhatikanDalam Budidaya Jamur Tiram
No
Parameter
Pembentukan Primordia
Pembentukan Tubuh Buah
1.
Temperatur (oC)
21-27
21-28
2.
Kelembaban (%)
90-100
90-95
3.
Waktu tumbuh (hari)
3-5
3-5
4.
Cahaya (lux)
500-1000
500-1000
5.
Sirkulasi udara (jam)
4-8
-


Umumnya tubuh buah jamur akan terbentuk 1-2 bulan dari penempatan baglog di rumah kumbung. 
AGRIBISNIS JAMUR







Jamur merupakan suatu usaha yang memiliki prospek yang sangat bagus di pasaran baik dalam negeri maupun luar negeri. Karena jamur sendiri memiliki kandungan protein yang tinggi di bandingkan tumbuhan lainnya selain itu jamur dapat diolah menjadi berbagai macam olahan yang memiliki cita rasa tinggi, yang banyak digemari oleh masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Selain disayur, jamur juga dapat diolah menjadi aneka olahan makanan ringan atau camilan (kerupuk, keripik, jamur goreng), lauk (pepes jamur). Di Eropa dan Amerika, jamur seringkali langsung dikonsumsi, dijadikan sebagai salah satu sayuran dalam pembuatan salad. Oleh karena itu pangsa pasar untuk produk budidaya jamur beserta olahannya masih terbuka lebar.
Makanan olahan jamur, memiliki nilai gizi tinggi, selain dapat dijadikan suplemen untuk kesehatan, juga dapat digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit, baik penyakit degeneratif (jantung, diabetes, stroke), penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada sistem kerja tubuh, maupun penyakit-penyakit yang disebabkan oleh serangan bakteri dan virus, serta dapat juga digunakan untuk mencegah kanker atau tumor ganas.
Berkembangnya minat dan selera masyarakat untuk mengkonsumsi jamur, menjadikan jamur sebagai suatu peluang usaha, yaitu dengan membudidayakannya guna memenuhi kebutuhan akan komoditas jamur yang terus meningkat. Usaha di bidang budidaya jamur ini sangat menguntungkan, karena :
1.      Harganya cukup tinggi,
2.      Permintaan pasar lokal dan ekspor masih terbuka lebar,
3.      Waktu panennya singkat, sekitar 1-3 bulan sehingga perputaran modalnya berlangsung cepat,
4.      Bahan baku mudah didapat, dan
5.      Tidak memerlukan lahan yang luas maupun modal yang besar sehingga bisa diusahakan dalam skala rumah tangga.
Budidaya jamur sangatlah mudah, terlebih lagi saat ini ada teknologi yang cukup praktis, mudah dan murah dalam pengembangan usaha budidaya jamur.

BUDIDAYA JAMUR YANG BAIK DAN BENAR







a)      Persiapan bibit
Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, diperlukan bibit jamur tiram yang bermutu baik. Bibit dapat diperoleh dengan 2 cara yaitu membiakkan sendiri bibit murni sehingga diperoleh bibit F1, atau dengan membeli bibit F2, F3 atau F4 dari pembudidaya atau instansi penyedia bibit.
b)      Tahap budidaya
Budidaya jamur tiram dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: apabila menggunakan bibit F4, maka budidaya jamur tiram dapat langsung ke tahap budidaya di rumah kumbung, dengan pemeliharaan yang tepat hingga waktunya panen. Apabila menggunakan bibit F3, maka perlu dilakukan tahapan budidaya jamur tiram sebagai berikut :
1)      Penyiapkan media tanam
Media tanam yang digunakan merupakan campuran dari serbuk gergaji kayu (90%), bekatul (9%), kapur CaCO3 (1%), dan air secukupnya hingga kadar airnya mencapai 50-70 %.
2)      Fermentasi
Fermentasi media tanam dilakukan dengan tujuan: Mempercepat proses pelapukan Mematikan jamur liar atau bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Fermentasi dilakukan sebelum media digunakan untuk menanam jamur, yaitu dengan cara didiamkan selama 5–10 hari, agar terjadi proses pelapukan/pengomposan pada media tanam. Selama proses fermentasi, suhu media akan meningkat hingga 70°C, sehingga perlu dilakukan pembalikan media setiap hari agar proses pelapukan bisa merata di semua bagian media. Media yang siap digunakan ditandai dengan berubahnya warna media menjadi coklat atau kehitaman.
3)      Sterilisasi
Media tanam yang telah difermentasikan, kemudian dimasukkan ke dalam plastik polipropilen dan dipadatkan hingga berbentuk seperti botol (baglog). Bagian atas plastik (leher plastik) dipasang ring, disumbat dengan kapas, dan dipasang penutup baglog agar air tidak masuk ke dalam kantong pada saat proses pengukusan. Proses sterilisasi dilakukan dengan memanfaatkan panas uap air pada suhu 95–110°C selama 12 jam yang dialirkan ke dalam wadah pengukus berisi baglog. Pada saat suhu pengukusan mencapai suhu 100°C, dipertahankan selama ± 6 jam. Selanjutnya dipertahankan suhunya selama ± 6 jam. Kemudian di keesokan harinya di buka sehingga suhu media tanam dalam baglog kembali normal.
4)      Inokulasi
Baglog yang telah disterilisasi kemudian dipindahkan ke ruang inokulasi dan didiamkan selama 24 jam agar suhunya kembali normal. Untuk meminimalisir terkontaminasinya baglog oleh spora patogen atau bakteri, maka ruang inokulasi harus dalam keadaan steril dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Setelah suhunya normal, baglog siap diisi dengan bibit, yaitu: Semprotkan alkohol ke botol bibit F3, panaskan mulut botol hingga sebagian kapas yang menutupinya terbakar. Kemudian matikan api yang membakar kapas tersebut. Buka kapas penyumbat, aduk-aduk menggunakan kawat yang telah disterilkan di atas api. Ambil ± 10 g bibit dari botol, masukkan ke baglog hingga leher baglog penuh, lalu tutup kembali dengan kapas.

5)      Inkubasi/pemeraman
Untuk menunjang pertumbuhan misellium, jamur tiram diinkubasi dalam ruang inkubasi yang memiliki suhu 24–29°C, kelembaban 90–100 %, cahaya 500–1.000 lux, dan sirkulasi udara 1–2 jam, selama ± 15–30 hari. Setelah baglog dipenuhi misellium jamur, baglog dipindahkan ke rumah kumbung/dikirimkan ke warga untuk dibudidayakan hingga proses pemanenan. Apabila dalam waktu 1 bulan dari masa inkubasi baglog belum ditumbuhi misellium, berarti proses inokulasinya dikatakan gagal/tidak berhasil.
6)      Budidaya di rumah kumbung

Baglog yang telah dipenuhi misellium (bibit F4), dilubangi ujungnya menggunakan silet/cutter yang telah disterilkan. Lubang tersebut dimaksudkan sebagai tempat pertumbuhan tubuh buah jamur tiram.
Syarat Tumbuh Jamur





Secara umum, pertumbuhan jamur dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, antara lain :Oksigen, Kelembaban, Suhu, Derajat keasaman (pH), Cahaya.
Tabel 1. Syarat Tumbuh Jamur Kayu Secara Umum
No
Uraian
Jamur Tiram
Jamur Kuping
Jamur Lingzhie
1.
Oksigen
Bersifat Aerob
Bersifat Aerob
Bersifat Aerob
2.
Kelembaban
60%
93%
65%
3.
Suhu
27ºC
22ºC
28 ºC
4.
DerajatKeasaman (pH)
6-7
6-7
6-7
5.
Cahaya
Tidak Terlalu Memerlukan Cahaya
Tidak Terlalu Memerlukan Cahaya
Tidak Terlalu Memerlukan Cahaya